Friday, October 31, 2003

Sang Badai 1

Disaat sang badai tengah menghantui jiwaku
Mengombang ambingkan hatiku
Menghancurkan kapal kesetiaanku
Dan juga menenggelamkan sang nahkoda

Tak ada seorangpun yang mampu
Menolongku, lalu aku pun berusaha
Dengan langkah kaki yang gemetar
Dan jari jari tangan yang membeku
Mencari tempat ku bersandar

Dan disaat ku mulai berjalan, hembusan angin
yang aku sendiri pun tak tahu dari mana asalnya
menghantamku, hingag akupun dibuatnya tak
Sadarkan diri, setelah aku tersadar akupun
Mendapatkan sekujur tubuhku penuh luka
Yang baru saja dibuat oleh angin, Sakit !!!!
Hanya itu yang bisa aku rasakan.
Mengapa sang badai tak bosan bosannya
Menghampiriku, tanyaku dalam hati
Masih belum puaskah kau cabik cabik seluruh
Tubuhku, kau hancurkan semua yang aku miliki
Hingga yang tersisa hanya tulang tulang
Yang rapuh yang tak mempunyai penyangga.
Sang Badai 2

Di tengah riuhnya badai dan kencangnya angin
Tiba tiba kulihat sekilat cahaya di depanku
Dan cahaya itu semakin dekat, dekat
Dan akhirnya tiba dihadapanku, dan kulihat
Kau berdiri di hadapanku dengan ikhlasnya
Kau menjulurkan tanganmu, membantuku berdiri
menuntunku berjalan,
"Mengapa kau bisa sampai kesini", tanyaku
"Angin dan badai lah yang mengantarku sampai
ke tempat ini", jawabmu.

Lalu kaupun mengajakku keluar dari badai ini
Dan membawaku bersama kereta kencanamu
Menambus kencangnya angin dan tebalnya kabut.
Inilah Aku.....

Terlalu kotorkah tanganku tuk menyentuh-Mu
Haramkah bibirku melafaskan nama-Mu
Hinakah diriku tuk mengenal-Mu

AKu memang manusia penuh
Dengan kekotoran
Maka berikanlah aku kesempatan
Untuk menyerukan nama-Mu
Dan melafaskan keagungan-Mu

Tuesday, October 28, 2003

Hadirmu

Kidungmu merambah kesunyianku
Ruangku menjelma terang akan hadirmu
Saat jingga mulai memudar
Biru pun bersemi

Seiring perjalanan senja
Kau datang temaniku menghitung
Bintang dan mencumbu bulan

Monday, October 27, 2003

Misteri Kelam

Kanda...
Hanyalah angan tak terbatas
Saat kubaca puisimu
Teriris rasa dalam hati

Kanda..
Hatiku riuh meronta membara
Saat kau ucapkan janji manipulasi
Ianya hanya sebatas angan yang telah
Hilang di tiup hembusan badai topan

Kanda...
Biarkanlah aku menjadi misteri abadi hatimu
Misteri yang sulit kau ungkap
Selamanya dan selamanya
Merajut malam

Denting gitarpun bergema,sepoi angin makam
Dan lembutnya sinar sang rembulan
Mengirimkan imajinasi liarku padamu
Kusulam jubah rindumu yang terbuat
Dari rasa sayangku
Kurangkai setiap aksaramu
Menjadi sebuah kerinduan yang akan
Ku ukir dalam relung hatiku

Saat jiwaku tak ada di dekatmu
Hanya rohku bersama angin malam
Yang akan menyampaikan padamu
Bahwa disini aku juga merasakan
Apa yang kau rasakan disana
Rintihan Do'a
:Pengungsi Irak

Dari mulutmu terdengar alunan Dzikir
Dari nafasmu kau hembuskan kidung malaikat
Darah,airmata,erangan
Mejadi satu terbungkus kain kafan

Surgaku rusak, surgaku hancur
Oleh setan setan yang tak mengerti
apa itu kedamaian
Dan di ujung sana terlihat gadis kecil
Duduk terdiam dalam hati ia bertanya
Kapankah surgaku kembali?

Sunday, October 19, 2003

Kidung Kesunyian

Desah nafas malam membawaku ingin meneusuri nikmatnya
kesunyian lantunan suara binatang malam
membuatku ingin bernyanyi
mendendangkan lagu kerinduan.

Saat kutengdahkan kepalaku ke atas
kulihat anak anak bintang menari diiringi
alunan musik surgawi, ingin rasanya aku kesana
berbaur dengan mereka,
berlari kecil di temani hangatnya sinar rembulan.

Aku hanya bisa memandangi mereka
dengan rasa cemburu, mereka bersuka ria
sedangkan aku disini berselimut duka.

Dan aku berdiri diatas sebuah nisan yang tanahnya masih merah,
akupun tak tau sampai kapan aku berdiri disini

Angin ... temanilah aku tuk menikmati
betapa indahnya kesunyian
Kabut Senja

masih terukir indah namamu di jari manisku
Dan mungkin aku hanya bisa sekejap menikmati
keindahan namamu sebelum aku memutuskan
untuk menguburnya bersama semua kenangan
yang pernah ada diantara kita,
dan diatasnya aku tancapkan batu nisan
yang terukir dari darah hati yang tersayat.

Pengecut ... hanya itulah yang bisa aku ucapkan padamu,
setelah 12 purnama aku lalui akhirnya
penantian ku harus berhenti disini.

Dan kau pun berlalu hilang di telan pekatnya malam

Selamat tinggal pengecut... selamat datang keberanian......
Rinduku

Biarkan kuhirup nafasmu
Biarkan kusentuh wajahmu
Biarkan ku kecup bibirmu
biarkan kubelai rambutmu
Biarkan ku tertidur di pundakmu
Biarkan.. biarkan...
Biarkan kumenjadi gila karenamu

Wednesday, October 15, 2003

Asamu

Telah kau lewati tebing terjal perbedaan
Telah kau lalui sungai curam keyakinan

Setiap huruf yang kau tulis adalah asa
Setiap kalimat yang kua rangkai adalah doa

Kau senandungkan kidung kepasrahan
Kau lafaskan kalimat harapan

Jalanmu masih panjang
Masih banyak celah yang harus kau lewati di depan sana
Masih ada pelangi yang akan menunggumu disana

Biarkan lah hantu hantu malam masa lalu
Hilang dan lenyap seiring fajar pagi yang akan menyambutmu

Kasih Allah atas mu....

Dedicated : puisi ini di buat untuk hendra
Sayap Patah

Aku tak bisa terbang lagi
Sejak kau patahkan sayapku
Aku tak bisa mengikuti jejak
Kawan kawanku yang terbang sesuka mereka

Aku hanya bisa menantikan kepulanganmu
entah kapan kah itu
Aku hanya bisa melihat musim berganti
Tanpa bisa terbang untuk menikmati pergantian musim

Saat musim semi tiba dimana burung burung kesih lainnya
nersuka ria terbang melayang di atas samudra cinta
Aku hanya bisa berdiam sendiri di dalam ruangan ku yang sunyi

Dan aku hanya bisa berharap di musim semi selanjutnya
Kau hadir bersamaku disini dan memulihkan kembali sayapku yang telah patah
Dan kita bisa terbang bersama di udara yang penuh cinta
Elegi Jiwa

Bisakah aku bersandar dalam tembok keraguan?
Dapatkah aku berjalan diatas ketidak percayaan?

Kapankah rasa percaya itu ada pada dirimu?
Sayang percayalah hati dan jiwaku ini telah kuserahkan semua padamu
Dan mulai saat ini esok dan seterusnya
Hapuslah rasa gilamu tentang ketidak percayaan

Do'a ku menyertaimu ...

Tuesday, October 14, 2003

Hati Yang Terkoyak

Zaman pun berubah waktupun berlalu dengan cepat
Begitu juga manusia tak luput dari perubahan
Hati manusia pun tak ubahnya binatang jalang
Yang setiap saat menggerogoti bangkai bangkai kejujuran

Mengapa kalian mendusati hati kalian sendiri?
Kalian terlalu bangga dan terlalu mengagung agungkan keyakinan kalian
Keangkuhan dan ketamakan kalian
Sungguh... benar benar picik pikiran kalian begitu kerdilnya cara berpikir kalian

Kalian mengartikan kesempurnaan sebagai kelemahan
Kesabaran sebagai kepengecutan
Keangkuhan sebagai kemuliaan..

Dan mungkin suatu saat kau juga akan mendustai
Akan kehadiran Dzat-Nya
Naudzubilla...


Cinta Itu Buta

Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang
kita kenal sekarang dan manusia belum lagi
menginjakkan kakinya di sana, semua
sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu
arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak
dilakukan.
Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan
lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan
mengemukakan usul :
"Mari kita bermain petak umpet"
Mereka semua menyukai ide tsb, dan secara tiba2 Madness/Kegilaan
berteriak : "Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!" Dan
karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin mencari kegilaan, semua
yang lain setuju saja. Kegilaan segera bersandar ke pohon dan mulain
menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb
bersembunyi.
Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan, Pengkhianatan bersembunyi
di tumpukan sampah. Kasih sayang bergulung di antara awan, dan Nafsu
Kegairahan pergi ke tengah2 bumi.
Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru
bersembunyi di dasar
danau. Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian
ternyata dirobeknya karena tidak muat. Dan Kegilaan masih terus
menghitung, "Tujuh puluh sembilan, delapan puluh,
delapan puluh satu..."

Ketika itu, semua sifat tsb telah bersembunyi - kecuali Cinta. Seperti
keragu-raguan dalam cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus
bersembunyi. Dan ini tentu tidak mengejutkan karena
kita semua tahu betapa sulitnya menyembunyikan cinta.

Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-100, Cinta segera melompat
bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan
berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang!
Akan kutemukan kalian semua"

Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena dia
bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi. Kemudian, secara
hampir beruntun Kegilaan segera menemukan Kelembutan di ujung bulan,
Kebohongan di dasar danau dan Gairah di tengah2 bumi. Satu persatu
Kegilaan menemukan mereka semua -kecuali lagi2 Cinta.

Kegilaan mulai menjadi semakin gila karena putus asa untuk menemukan
Cinta. Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta karena belum juga ditemukan,
berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu
mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar."

Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan ke arah
semak Mawar. Dia terus menusuk2 sampai terdengar suara tangis memilukan
yang membuatnya berhenti. Cinta keluar
dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara
jari2nya mengalir
darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.

Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja
telah melukai mata dari Cinta. "Apa yang telah kulakukan!" teriaknya
menyesal. "Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus
memperbaikinya?" Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya.
Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi
guide-ku."

Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam
kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh Kegilaan



Sunday, October 12, 2003

malam begitu dingin saat ini hujan pun turun tanpa henti,
akupun beranjak ke tempat tidur dan membiarkan tubuhku
di buai oleh dingin nya udara malam ini
dan larut dalam buaian bunga mimpi,
tiba tiba aku tersadar oleh
deringan ponsel yang ternyata itu darimu

"Sayang met ultah
semoga tambah dewasa dan diberi umur panjang"
itu katamu saat itu.

belum sempat aku menjawab kalimatmu
tiba tiba ponsel mati akupun
cemas dan berharap tak ada kejadian apa apa disana,
aku terus memandangi ponsel yang kuletakan
di samping bantalku berharap kau akan memberi khabar selanjutnya,
dan akhirnya sms pun datang darimu

Sayang maaf tadi low bateray
met ultah yach ! hanya kasih
sayang dan cinta yg bisa aku
berikan untuk mu..
sent:

Replay:
Makasi Sayang cinta dan kasih
Sayangmu merupakan kado terindah
dalam hidupku, dan tak terasa 1 tahun
sudah kita bersama.

Ya.. 1 tahun telah berlalu
tak terasa dan mungkin karena
Allah mau menyatukan kita
Sent:

Replay:
makasi atas semua yang pernah
kau berikan padaku aku sayang kamu

Iyah sayang.. maafin salahku juga yach
udah malem yynk bobo dech
bsk kita lanjutin lagi..
met bobo sayang muach di kening
mizz u ...
Sent:

Dan akupun masih memandang sms yang kau kirim tadi
tak bosan bosan nya aku baca dan aku baca lagi ...
dan akhirnya mataku
tak mampu lagi menatap huruf demi huruf yang ada di layar ponsel.
Bukan kata Maaf

Masih di tempat biasa aku merenung
mengingat semua yg pernah ada diantara kita
cinta, sayang, rindu jadi satu
terbungkus asa yang selalu bergelora

Sejenak kubenamkan kepalaku yg panas
dalam kolam indah penuh dengan air surgawi
berharap dapat mendinginkan beban yg ada
namun yg selalu kudapat hanya sejumput EMOSI

Mungkin kata maaf takkan pernah cukup
untuk menutupi semua dosa dan salahku selama ini
mencintaimu, merindukanmu dan menginginkanmu
selalu menjadi hal yg paling indah yg ku nikmati

tapi....mungkin aku memang takan pernah bisa
membuatmu damai, AMAN, dan menikmati cinta ini
semua kesalahanku ! kesalahanku yang selalu ingin kuperbaiki
masih adakah kesempatan untuk merubah segalanya ?

semakin kusadari semuanya cinta ini memang buatmu
hati ini, diri ini, jiwa ini sepenuhnya hanya untukmu
namun rasa rindu ini kadang membuatku buta
dan membuatmu merasa terluka.....

KATA MAAF memang takkan pernah cukup
andai ada kata yg dapat mengungkapkan semua penyesalanku
selain kata MAAF !
MAAF karena aku terlalu mencintaimu, menyayangimu dan menginginkanmu
MAAF karena aku terlalu bodoh untuk menyadari bahwa kamu memang mencintaiku !!!

MAAF aku buatmu yang disana..terluka dan tersiksa

-dedicated buat seseorang yg pernah aku lukai dan kecewa
aku mencintaimu dengan seluruh jiwa !
mudah-2an kamu dapat merasakan itu !

by: sheldiez

-Puisi Ulang Tahun-

Tuhan menciptakan matahari dan pohon
Tuhan menciptakan burung-burung dan lebah yang berdengung
Tuhan menciptakan awan dan langit biru
..... dan yang paling berarti
adalah Tuhan menciptakan Kamu.
......dan kami disini diciptakan untuk menemani mu..
Happy B`day 2 U

by. Dion & Kaka


NB: Maaf yah cuma ini yang kami berikan dihari jadimu
aku sayang dd tantry :)
[Kepak Sayap Do'a]

Dalam pusaran waktu... kehidupanmu berjalan tenang...
meski banyak badai serta topan halang menerpa...
kini bertambah pula usia serta kedewasaanmu
yang mulai berbinar...
semoga cah'ya pelangi keceriaan
menyelimuti segala langkah dalam tiap bergumul
dan bersenda dengan waktu...
Sayang... ruang dan waktu tak
mengijinkan kita berdekatan...
cuma saja aku disini selalu terbang
bersama kepakan sayap do'aku...
mencoba tetap seimbang bersama
sang bayu berharap agar hembusan
dari kepak sayap do'aku bisa sampai
ketempatmu berpadu dengan waktu...
semoga diantara kepakan sayap
do'aku bersama sang bayu...
salah satu bulu lembut berpendar
kilau keemasan do'a jatuh...
dan terbawa sang bayu dalam pelukanmu...
karena, aku sendiri hanya terbang tanpa tentu arah...
tak tahu kemana tujuanku...
sedang keberadaanmu sendiri tak kuketahui
dibelahan bumi ataupun langit mana...
yang kutahu...,
dalam kepak sayap do'aku,
terdengar suara kepak sayap
yang bersinggungan dengan sang bayu...
menyuarakan sebuah kidung keceriaan lantang...
"Selamat ulang tahun
yg ke 19, semoga dalam perjalanan barumu ini
kedewasaan semakin merunduk padat...
dan rahmat ALLAH S.W.T selalu menyertai setiap hembusan lembut nafasmu... amien..."
Aku berputar - putar diantara mega sejenak,
hingga kusadari rembulan telah
terpampang dibelahan langit malam...
dengan kepakan sayap do'aku akupun
menukik tajam kesebuah tempat...
dimana dari atas langit tadi kulihat
hamparan cahaya-cahaya kecil sejuk dipandang mata...
menukik dgn tajam, hinggapku tak jauh dari
kerumunan cahaya itu... yach...
hamparan lilin-lilin kecil aneka warna...
begitu banyak adanya...
hingga setelah kucermati,
aku baru tersadar bahwa
kerumunan lilin tersebut membentuk sebuah barisan kata...
"Selamat Ultah"

By: Hendra

Friday, October 10, 2003

Kekasih...


Malam ini pun datang lagi.. tiba tiba saja suara gitarmu
kudengar lagi entah mengapa hari hari ku
terusik oleh suara gitarmu ..
sesekali aku lemparakan pandanganku ke luar jendela
berharap kau ada di sini di hadapanku...

Dan aku pun banyak mendengar kalau cinta itu
memerlukan kehadiran.
tetapi kita telah melumpuhkan pendapat
banyak orang tersebut cinta tak memerlukan
kehadiran yang kita perlukan hanya kasih sayang tulus..
dan kalau aku boleh jujur kekasih betapa berat
menjalin hubungan dengan orang yang belum pernah kita temui,
dan aku pun yakin kau juga merasakan hal yang sama denganku....

Tapi hatiku tak mampu aku bohongi
aku pun merasakan hal yang sama sepertimu
rindu yang teramat sangat padamu ....
aku hanya bisa mencumbumu memelukmu
dalam fikiranku ...

Kasih .. aku iri aku cemburu pada senja
dia begitu setianya menunggu sang malam
yang akan menghadiahkan berjuta kristal
dan gemerlapnya sinar sang rembulan,
kau seperti kristal kristal itu, indah namun
tak bisa kujangkau aku hanya bisa
memandang dan terus memandang
berharap aku bisa menyentuhnya dan
tak khan mungkin aku lepas kembali

Kasih... akupun sama seperti dirimu
aku pun aku bukan mahluk yang sempurna ..
aku bersyukur pada-Nya karena aku telah
di anugerahi teman hidup seperti engkau
yang dengan ikhlas dan sabar menjunjung tinggi cinta kita

Kasih malam ini terasa lelah bagiku ...
aku bermain bersama angin,malam,bintang dan juga bayangmu ...
Malam ini indah karena kasih
dan cintamu yang tulus menyelimutiku pada malam yang dingin ini

Wahai angin malam kumohon
sampaikanlah salamku padanya dan bisikan dengan
lembut ditelinganya bahwa ada seorang gadis
yang setia menunggunya disini...

Selamat malam sayang doaku untukmu

Kasih Allah atas senyumu

Salam rindu dalam nadaku

Bersenandung lirihku sebut namamu malam ini...
mencoba menceritakan segala kerinduan
pada penghuni gelap malam... tentang kerinduanku padamu...
Kupetik dawai gitar tuaku mengalunkan nada sendu saat ini...
mengharap bisa melebur diri dalam pekatnya malam...
meresapi arti sebuah penantian...

Dalam nadaku penuh selimut rindu...
dalam laguku banyak memanggil namamu...
disini adaku... disana adamu...
kuharap kerinduan ini juga ada disana...
meski rindu itu sendiri hanya membisu, berteman dengan waktu...
seperti halnya diriku yang hanya ditemani kebisuan bulan, bintang,
dan pekat malam diantara senandung lirihku...
ingin sekali kubelah rembulan malam,
kuremas kumpulan bintang, dan kulahap pekatnya malam saat ini...
pada sang bayupun aku berbisik, mengharap semilirnya
bisa membawa salamku untukmu yang jauh disana...
jauh... jauh... dan jauh...
salahkah bila jiwa ini berselimut kabut rindu pada dirimu...

Kini hanya bisa kurangkumkan berjuta kata dalam nada
untuk mengabadikan semua itu...
dimana kau sendiri yang disana tidak mungkin lagi
bisa menyentuhku secara nyata...
hanya seperti memeluk bayangan
yg hanya ada dalam benakmu sendiri...
namun aku harap bukan bayangan hitam yang menghantuimu...
tapi bayangan tulusku semoga yang kau pakai selimut
saat menjelang tidurmu... karena aku,
tiada pernah akan membuatmu terhantui rasa sedih
yang menggema dalam tiap langkahmu...
sekiranya, maafkan aku selama ini,
bila banyak kau temui sedih saat berjalan
dalam waktu bersama diriku...
ketidak sengajaanku menyakiti hatimu,
mengukuhkan keberadaanku yang bukanlah seseorang
penuh dengan mampu... segala khilafku,
adalah expresi dari ketidak sempurnaanku sebagai hamba-NYA...
kumohon, bakarlah khilafku dengan api lentera maafmu...
kumohon, bungkuslah serpihan abu maafku
dengan selendang sutra keikhlasanmu...
agar dalam setiap lagu rinduku untukmu...
tiada lagi nada sendu, yang ada hanyalah melodi indah
sempurna penuh ceria dalamnya makna, untukmu...
seiring berjalannya waktu... semoga, kau yang disana...
bisa memaklumi, seperti halnya diriku yang selalu
mencoba mengerti dan memahami berartinya dirimu dalam hatiku...
peluk ciumku dari jauh untukmu...

Puji ALLAH atas keikhlasanmu
Wassalam...

By Hendra
Surat Balasan
:*Damaiku dalam pelukanmu*


Tiba tiba kurindu suara gitarmu.
aku pernah mandengarnya entah dimimpi yang mana
dunia yang mana,aku tak bisa menagis demi apapun.
Tiba tiba aku mendengar denting gitar entah darimana
dan tiba tiba aku teringat akan namamu
aku bahkan tak yakin engkau bermain gitar semua terasa samar.
Tapi dalam cuaca seperti ini percayalah
aku bisa mempercayai apa saja ....

Kutulis surat ini sementara kubiarkan
senyumu sesekali lindap didalam benakku
Ingin kutulis semua yang tak satu potongpun
bisa aku katakan padamu
ketika tidak mungkin lagi aku menyentuhmu
diluar bayangan yang ada di kepalaku sendiri...

Sayang... saat kau dengar lengkingan kecilku
yang membahana saat itulah aku merasakan
kebencian yang ada pada dirimu..

Bukankah kita sering lantas jadi lebih lupa dan memafkan?
oh tidak, bahkan mungkin kali ini tidak ada maaf..!
Tidak untuk sesuatu yang konyol yang bisa
kubayangkan dengan seseorang yang melihat kita ...

Tapi sayang.... kau tak perlu kuatir mungkin seiring
berjalannya waktu dan berganti nya hari
rasa itu bisa hilang dan akan ada
ribuan maaf yang tak bertepi untukmu...
kalau saja ada ruang tanpa batas
dimana rindu dan cinta bisa menggema sempurna,
barangkali tak akan ada yang begini pahit atau
serasa percuma saja karena kita tidak disana..!


Kurnia Allah atas senyummu...

Salam...
*Damaiku dalam pelukanmu*

Saat keheningan malam..., kau leburkan diri dalam kesedihan,
mematri diri dalam kesunyian, hingga waktu berlalu tanpa kata...
selaksa kejengahan dalam sebuah wicara...

Aku yang disini, kau pasung dengan berjuta tanya.
Terasa olehku jeruji bimbang mengurung jiwa,
selain kakiku yang lemah menapak diatas kerisauan...
limbung dan lunglai, mencoba mencari pegangan tak bertuan...

Lengkingan kecilmu yang membahana mengucap nama...
begitu menyayat hati yang telah berkabut dilema
Bila saja kau dapat merasakan hembusan nafasku menerpa kulitmu...
niscaya akan kautemukan dariku sebuah kejujuran
serta kebenaran dalam serasinya pilihan...
hingga kembali bisa kita nikmati keceriaan dalam kebersamaan...

Kini... apabila kau izinkan, beri aku maaf tanpa tepian.
Biarkan juga kuganti butiran air mata dalam perjalanan saat itu,
dengan sebuah hangat pelukan,
yang kuharap bisa memberimu kedamaian...
Sandarkan kepalamu didadaku,
agar telingamu bisa mendengar serta
merasakan tiap detak jantung ketulusanku....
Kumohon... mandikan aku dengan maaf bak hujan.
Kumohon... peluk erat aku sebagai penghilang kerinduan.
Kumohon... tataplah mataku dengan sinar kepercayaan.
Izinkan... aku bersama waktu merasakan semua itu darimu,
demi rindu antara kau dan aku. Sejujurnya...
damaiku dalam pelukanmu...

By: Hendra
Diamlah.. diamlah hatiku
Tak akan kubiarkan kau menangis
Tak kan kubiarkan kau berduka
diamlah sayang..
Dukamu dukaku
bahagiamu bahagia ku
Gundahmu gundah ku
Bukankah kita selalu bersama
Bukankah aku yang selalu menemanimu
Jangan kau bersedih
AKu disini menemaniku
Dan mungkikn suatu hari nanti ada hati yang lain yang bisa menentramkanmu disana.

Kasih Allah atas senyumu
Sayang.. kemanakah rangkaian huruf yang biasa kau kirim untukku?
yang biasa menyertai tidurku ?
mungkinkah huruf huruf itu telah hilang di telan udara..?

Mungkin hari ini aku tak kan menerima rangkain
huruf darimu lagi karena kejadian yang baru saja kita alami.
Sayang jikalau ada saja harga yang pantas
untuk kengakuhan mu dan keras kepalamu akan
aku bayar semua itu agar tak ada lagi semua itu pada dirimu.

Sayang.. haruskah kau bertahan dengan ego dan keangkuhanmu?
dan harus berapa hati lagi yang ingin kau sayat sayat
untuk memuaskan sekutumu itu?

Ah.. sudahlah mungkin aku yang salah
aku terlalu mencintaimu dan membiarkan sekutumu
itu menghancurkan ladang hatiku.
Sayang sampai saat ini pun aku masih
menunggu rangkaian huruf yang akan kau kirim untuku.

Kasih Allah atas senyummu
Akhirnya kata itu keluar juga, kata kata yang tak akan pernah
aku nantikan dari bibirmu, sungguh dari lubuk hatiku
aku tak ingin kau pergi meninggalkanku sendiri di tempat ini.
Sayang... apakah kau tau bahwa saat kau
katakan itu seakan udara berhenti berhembus
dalam rongga dadaku, dadaku penuh sesak oleh air mata.

Sungguh sayang .. aku tak ingin kau pergi
meninggalkan kenangan yang indah antara kau dan aku.
Sayang aku pun tahu bahwa diantara 2 pilihan
memang sulit dan akupun terkadang sulit tuk memilih.
Tapi aku pernah berfikir menjadikanmu sebuah pilihan !
karena aku bukan seorang yang ahli dalam bidang itu.

Mungkin sekarang esok, dan seterusnya aku
tak bisa lagi mendengar tawamu candamu yang bisa
membuatku tersenyum, semua hanya hanya tinggal kenangan,
dan kenangan itu telah terpatri dalam jiwa dan menyatu dengan hatiku.

Sayang.. aku tidak bisa berkata "tidak"
saat kau mengambil keputusan itu,
aku tak bisa berpura pura untuk tidak mencintaimu,
tak menyayangimu, karena aku bukan pemain sinetron yang hebat
yang bisa menipu siapapun yang melihatnya.
Perasaan itu nyata dan bukan sekedar halusinasi.
Dan ketika rindu itu datang aku hanya bisa berharap
kau datang dalam tiap mimpiku.

Sayang .. hanya doa'a yang bisa aku pnajatkan
padamu semoga nanti diperjalanmu yang baru
kau mendapatkan tempat persinggahan
yang nyaman dan tentram untuk kau tempati.
bukan di tempat persinggahan hatiku
yang kotor dan kecil ini.

Sayang walaupun lidah dan hatiku kelu
untuk mengatakan selamat jalan padamu
tapi aku tak punya keberanian untuk
mencegahmu untuk tetap berada disini.

Sayang kuucapkan selamat jalan padamu
selamat menemukan kebahagianmu.
kelak jika kau sudi singgah di persinggahanku lagi
akan aku tutup pintu persinggahanku untuk nama lain
dan akan kubiarkan namamu diam selamanya disini.

Salam sayangku....
Kekasih.. masih di tempat yang sama,aku selalu menunggumu,
berharap kau hadir dan kita bisa berbincang tentang
hari hari yang telah kau lalui sehari penuh.
Kekasih .. tahukah engkau aku rindu kata kata manismu
aku rindu semua yang ada pada dirimu ..
Tapi apa yang aku dapatkan hanya pertengkaran
dan pertengkaran yang terjadi.

Kekasih aku ingin jiwamu,aku ingin hatimu,
aku ingin sayangmu bukan emosimu bukan ke egoisanmu.
Sayang... hatiku lelah dengan semua ini
jiwaku rapuh dan tak kuat menahan beban yang begini berat.
Haruskah aku mengalah pada emosimu..? pada keegoisanmu..?
yang selama ini terus mengikutimu seakana tak mau lepas dari dirimu.
Sayang.. tahukah enkau di tiap malam malamku
hanya terlintas satu namamu,
nama yang terukir indah dalam hatiku,
tapi nama itu seakan akan beku dan tak akan pernah mencair.

Sayang.. mungkin nama itu akan tetap beku dan tertanam
dihatiku yang paling dalam. Dan mungkin dia akan mencair
jika sudah saatnya berganti musim...


Karunia Allah atas senyum mu

Thursday, October 9, 2003

KERINDUAN

Kekasihku dimanakah engkau...
Aku mencarimu di tengah samudra, di ujung langit, di ujung langit..
tapi tak kutemukan dirimu...

Aku mencarimu di dalam ruang ketbahanku..
Aku mencarimu di dlm pundi pundi hatiku..
tapi tetap tak kutemukan dirimu

Wahai kekasihku ...
tahukah engkau bahwa aku sangat merindukanmu...
Namun aku tak kuasa ..
dan engakau pun tahu wahai kekasihku..
bahwa aku terikat oleh sekutu yang terus
mengikuti setiap jejak langkahku pergi..
Y a sekutu itu ialah munafik kikir dan dengki...

Kekasihku seiring fajar menyingsing ...
Aku memanggilmu dan tak henti hentinya aku memanggilmu..
Sampai Dewa Surya berhenti menyentuh sebagian
Dari wajahku ...
Aku tetap memanggilmu...

Tapi apakah kau mendengar panggilanku....?
-
Pelangi jingga

Sebutir kristal menetes di sela sela dedaunan..
Dan selimut pagi menutupi alam dengan selimut sutranya

Disana nun jauh disana ketika kristal kristal itu telah berhenti berjatuhan
Dan mereka telah puas akan kerja mereka menyuburkan bumi..

Aku melihat lukisan yang begtu indah
Sangat indah dan tak ada seorang pelukispun
Yang mampu menandingi lukisan itu...

Di lukisan itu aku melihat bergam warna yang sangat elok
Seperti ketika burung merak mengembangkan sayapnya
Dan memamerkan keelokan tubuhnya...

Dan disekitar warna warna itu terdapat segumpal kapas putih
Yang sedang mengelilingi lukisan itu...
Oh.. betapa sempurnanya lukisan itu...

Aku bertanya dalam hatiku..
Siapakah gerangan pemilik lukisan itu..?
Mungkinkah aku bisa berkenalan dengannya...?
Dan mungkinkah dia juga bisa melukis seluruh isi hati manusia..
Agar tidak ada lagi topeng topeng kepalsuan....

Penantian

Dimalam ini aku menunggu kedatangan belahan jiwaku
Dinginya malam dan merdunya nyanyian alam
membuatku semakin tak berdaya...

Aku tengadahkan kepalaku ke langit
Aku melihat kau disana bergabung dengan kristal-kristal kecil
Yang indah yang tak mungkin ku raih karena begitu jauh...

Wahai angin malam bisakah kau sampaikna salamku padanya...
bisikanlah dengan lembut di telinganya bahwa ada
Seorang gadis menunggunya disini....

Dan diujung sana aku melihat Kejora
tersenyum padaku seakan akan dia berkata padaku
Angin malam akan menyampaikan salamku padanya...

Damainya Jiwa

Ketika aku tertidur jiwaku tenang dan damai
Aku biarkan rohku terlepas dari ragaku
Aku biarkan dia berkelana sekehendak hatinya
Karena aku tau dia telah lelah setelah seharian menikmati kepalsuan dunia

Dia lelah dia lelah menikmati semua manis madu dunia..
Dan segala kenikmatan dunia...

Aku titipkan nafasku pada-Nya..
Aku pasrahkan hati dan jiwaku pada_nya

Masih kah dia mau menjaga jasadku
Yang telah terkoyak dan tercabik oleh pedang kepalsuan dan cambuk kenistaan

Jasad yang telah ditinggalkan Roh nya
untuk kembali kepadamu...

Dan akupun kembali ke praduan malam
Sampai akhirnya Sang fajar membelai dengan lembut jasadku..