Wednesday, August 31, 2005

Senandung Rindu Untuk Kiara

Sekarang,
Aku inigin bercerita padamu,tentang seorang lelaki,lelaki dengan penuh luka di sekujur tubuhnya,banyak sayatan di setiap kulitnya,nyaris tak ada satupun tempat yang tanpa luka.Aku terhenyak melihat kondisi lelaki itu,tapi apa yang bisa kuperbuat? mengenal sosoknya saja tidak.Selangkah lagi aku mulai dekat dengannya,aku beranikan diri duduk tepat di sebelahnya,aneh dia tidak menghiraukan kehadiranku,sedikit aku melirik wajah lelaki itu,dan ternyata wajahnya jauh dari luka seperti yang ada di sekujur tubuhnya,tatapn matanya kosong seakan mengisyaratkan suatu beban yang cukup berat.Sampai akhirnya samar samar aku mendengar dia bersenandung kecil yang hampir tidak ku dengar.
"Kiara" aku menajamkan pendengaranku "Kiara" masih nama itu disebutnya lagi
"siapa kiara yang dia maksud?" gumamku dalam hati, pacarnyakah,istrinya atau..... ah aku hanya bisa menduga duga.

Empat tahun kemudian,aku melihatnya lagi lelaki yang kujumpai di ujung taman itu.Dan lihat betapa gagahnya dia luka yang selama ini aku lihat telah hilang berbeda ketika kulihat pertama kalinya.
"Hai, kau terlihat tampan sekarang" sapaku, tapi dia hanya tersenyum kecil padaku, dia menghampiriku dan menunjukan sesuatu di balik bajunya,aku tersentak ternyata masih terdapat luka yang cukup besar dan bernanah tepat di hatinya.
"aku sulit menghilangkan luka ini,luka yang kubuat sendiri,luka yang tak mampu aku sembuhkan, semakin hari luka ini semakin besar semakin sulit aku hilangkan,aku bisa menghilangkan luka yang lain tapi tidak dengan luka ini" dia menahan diri untuk tidak melanjutakan kata katanya
"lantas apa yang menyebabkan lukamu" tanyaku
"aku tidak dapat mempertahankan benih cintaku dengan wanita yang aku cintai, dia hadir pada saat kami belum siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya."Kiara" sebuah nama indah yang kuberikan padanya,kelak nanti aku ingin menemuinya disana,bersenandung untuk menghantar tidurnya di surga.Kiara gadis kecilku" ucapnya sambil berlalu meninggalkanku

Ps: untuk seorang "kakak" yang telah memberi tahu arti sebuah kehidupan padaku terima kasih
Sekali lagi aku merindumu

Kembali aku menulis,menggoreskan sajaksajak pada lembaran kertas
Menulis sama dengan menhadirkan bayangmu lagi,mengada setelah tiada
Garis garis waktu mencoba mengejar keberadaanmu

"aku sepi tanpamu seperti masa lalu yang gelap" tulismu dalam sebuah surat yang kusimpan dalam kotak biruku.
Kau tahu? akupun merasakan getaran mistis yang sama sepertimu.
Ritmenya mengalun merdu seiring goresan penaku membentuk huruf merangkai kata menjadi kalimat "aku merindumu"