Wednesday, February 22, 2006

Dan kabut itu pun hilang
:Reyna

Terlihat jelas cahaya diwajahmu,semburat kebahagiaan terpancar.Kabut masa silam perlahan lenyap bahkan hilang sudah.Tergantikan oleh titik-titik embun yang menyejukan hatimu ditiap tetesannya.

Kau bahagia? tentu saja.Sebab cintamu telah kau dapat.Sejak lama kau berjalan dalam kabut bahkan samapi menutupi penglihatanmu.Kau tetap berjalan dengan lilin yang ada ditanganmu,walaupun terkadang lelehanya menyakitimu.Cukup sudah air mata terbuang sia-sia,penantian panjang akan segera berakhir.Dan lihat di ujung sana pelangi siap menyambutmu dengan suasana dan hati yang baru.Saatnya akan tiba sebentar lagi.Malam akan tergantikan oleh pagi itu pasti!! dan janji Tuhan takkan pernah ingkar.Sambut kebahagiaanmu dengan senyum paling indah.

Monday, February 20, 2006

Memori 14

Awalnya aku dan kau adalah satu rasa,pun saat senja belum sepenuhnya pudar dan malam belum sepenuhnya kelam,kau dan aku selalu menyatu.
Sunggu begitu banyak kenangan yang pantas kurangkumkan sajak.Sajak untukmu.Namun tinta tak jua mengalir deras untuk tuntaskan sajakku untukmu.Seiring waktu akupun tersadar kau adalah kau,adalah hatiku hingga sajak tak mampu keluar dari bibirku.Ketika aku adalah satu satunya orang yang dihidupkan pada abu puisi,kau mengajariku segala tentang isi dunia,segala tentang hidup dan kehidupan.Ketika telingaku belum sempurna benar mendengar melodi-melodi indah yang keluar dari petkan-petikan dawaimu,kau telah mengguratkannya di tubuhku.Adakah helai sajakku tertinggal di sekitar tubuhmu?? hingga akhirnya takdir tak menginginkanku berlama lama bersamamu,bersama dengan adanya dirimu.

Kau tahu,langit saat ini benar-benar indah warna biru langit yang menyamar seperti senja jingga sungguh indah kuguratkan pada sajak-sajakku,malam yang indah untuk melamunkan tentangmu,bintang-bintang kecil mulai menunjukkan sinarnya, cantik! bersemburat diangkasa.Ingin rasanya kutumpahkan perasanku pada sebuah gelas dimana waktu menjadi airnya.Tapi entah kapan waktu akan tumpah?

Kini, sudah lama aku tak melihatmu,tak bersamamu,tak mendengar suaramu.Rinduku mengalahkan sepi,namun tetap juga aku tak mampu melukiskan rinduku dalam sajakku,aku melihatmu juauh,tapi tetap selalu bercahaya dalam hatiku.Seperti matahari.

Bali pukul 20.00 malam

Wednesday, January 18, 2006

:r.m

Entahlah,malam ini dalam benaku hanya ada dia,lelaki yang kemarin mengisi lembarlembar cerita dalam harihariku,lelaki yang aku harap menjadi calon ayah bagi puisipuisiku dengan nadanada indah yang dia punya,menyatu menjadi sebuah simphoni yang indah.semakin aku melupakanya semakin nyata dia ada,semakin jelas terdengar kekeh panjangnya,tawa lebarnya menari nari di depan mataku.

Duh!Gusti!ujian kali ini terasa berat,aku sadar dengan sedikit kun fa yakunMu semua terjadi dan terjadilah...
Aku tersentak
terbangun dari mimpi semalam
pertanda apa ini?

Peluhku mentes dalam udara beku malam itu
aku menggigil,ketakutanku semakin nyata
akulah sang pendosa Tuhan!
Maafkan jika sejenak aku melupakanMu
bukan aku tak mencintaimu bukan!
Anakanak dosa lagilagi menyeretku dalam permainanya

Maafkan aku Tuhan!