Wednesday, February 3, 2010

kepada senja

Kali ini biarkan aku berbicara lagi tentang senja, senja yang merah, senja yang jingga, senja yang memantulkan sinar kecantikannya.
Ya, senja ! aku jatuh cinta pada senja, tanpa alasan, dan tanpa sebab apapun! Begitupun dengan kau, aku mencintaimu tanpa tahu mengapa, atau kapan, atau darimana, aku mencintaimu lurus, tanpa macam-macam tanpa kebanggaan. Demikianlah aku mencintaimu karena aku tak tahu cara lainnya,
Beginilah: dimana aku tiada, juga kau begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku, begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam akupun jatuh tertidur.

Kau tahu ? semalam aku mencuri dengar pembicaraan burung-burung gagak yang hinggap diatas atap rumahku, sepertinya mereka sedang berbincang mengenai apa yang membuatmu tidak hadir dalam malammalam ku, seperti sebelumnya.

Mereka menyempurnakan kegelisahanku padamu, mengisyaratkan apaapa yang belum aku ketahuai sebelumnya.

Berjanjilah sayang, bahwa jika nanti ada kekuatan lain yang mengharuskan kita berhenti berjalan, ceritakanlah nanti pada dunia bahwa cerita kita adalah yang paling hebat yang pernah kita punya.


Bali, 30 January 2010

10.30 malam.