Wednesday, January 21, 2004

Tasbih Putih
:Zoy

Entah mengapa kali ini aku ingin menulis tentangmu, tentang kita, tentang semua. walaupun agak usang namun kenangan itu masuh tetap bersih tersimpan di sudut hati.

Saat kutulis surat ini, satu demi satu butirab air mataku berhasil turun dengan sempurna mengalir dan melunturkan beberapa huruf yang kutulis

Sayang, karena keegoisankulah akhirnya kita berpisah, ada banyak rasa bersalah disni, di dadaku, di jiwaku semakin ku mengingatmu semakin besarlah perasaan bersalah ku padamu ingin rasanya kutikam diriku kucabik cabik dagingku dan kusayat sayat setiap lapis kulitku, agar aku bisa menebus segala kesalahan yang telah ku buat padamu.

Kau ingat sayang saat kita pertama kali kita bertemu? di sebuah ruang hampa yang hanya kau dan aku disana, ruang tanpa udara yang dihuni oleh rangkaian huruf huruf yang saling bersahutan kaupun menyapaku dengan senyum paling manis di bibirmu.

"aku selalu merindumu,dan tahukah kau apa yang aku lakukan jika aku di buru rindu padamu?" tanyamu waktu itu
"tidak tahu" sahutku
"aku selalu berdzikir dan berdoa, karena disetiap dzikirku selalu terselip satu nama yaitu namamu" saat kau ucapkan itu masih senyum yang sama senyum saat awal dimana kita berjumpa senyum yang indah yang kau miliki.
"dan kau apa yang kau lakukan jika sedang merinduku?" tanyamu lagi
"tasbih putih" jawabku singkat
"tasbih putih"? raut mukamu mulai berubah ada terlihat keingin tahuan yang besar disana
"ya.. tasbih ini yang selalu menemani ku hari hari ku selalu bersamanya membawanya setiap saat kemanapun aku pergi, benda itu telah ku anggap sebagai pengganti dirimu saat aku menghitung satu persatu seakan akan aku telah menyentuh dan membelaimu" jelasku panjang lebar.

Masihkah kau ingat perbincangan kita itu sayang? kita di temani malam san sebuah purnama yang bersinar dengan indahnya membelai sebagian wajah kita dengan sinar lembutnya dan angin pun tak ikut kalah untuk mencuri dengar perbincangan kita

Dan malampun mulai datang membawa selimut hitamnya, malam yang mempertemukan kita dan malam pula yang memisahkan kita.
Kini akupun tak bisa lagi mendengar suaramu, mendengar tawa kecilmu ketika kau menceritakan teman teman mu yang selalu membuat mu kesal marah dan kadang menghiburmu saat kau sedih, memarahiku karena kebiasaanku yang tak pernah makan.
Sayang, kali ini aku benar benar merindumu sangat merindumu dengarlah jeritku ini !!

Aku kehilangan tentangmu, aku kehilanganmu hari hariku pun seakan akan ikut memusuhiku, tak pernah kurasakan hari hari indah kecuali saat bersamamu aku tersikasa sayang sungguh !!!!

Sejak kau pergi untuk mengalah ada banyak nama singgah disni dalam hatiku, tapi mereka hanya singgah sebentar untuk bersandar, tak ada satupun dengan ikhlas membiarkan namanya benar benar singgah menepi selamanya dalam pelabuhan hatiku, selalu saja mereka menggoreskan luka sebelum dengan leluasanya mereka pergi meninggalkan pelabuhan ku ini. mungkin inilah hukuman buatku meninggalkamu dengan segala luka dan kenangan.

Sayang, ada banyak rindu yang tertumpuk buatmu disini, masih ada cinta yang tersisa disini, hari hari ku tanpamu adalah kosong detik tanpamu adalah waktu tak berjalan. Dan hanya tasbih ini yang selalu menemaniku aku ingin merawat nya sebagaimana kau pernah merawat cintaku dengan penuh kelembutan dan kesabaran.

Entah kau dimana sekarang, sayang maafkan aku ! aku merindumu !


0 komentar:

Post a Comment